Juara Kampung Bersinar—-Akankah menjadi Milik Kita….?

Penilaian Kampung Bersinar sudah memasuki tahap akhir. Warga RW 07, RW 05, dan RW 03 benar benar all out dalam menghadapi giat bergengsi di bidang lingkungan ini. Warga menampilkan berbagai inovasi inovasi baru yang merupakan pengembangan dan peningkatan terhadap lingkungan. Untuk RW 07 menampilkan keunggulan di bidang pembibitan sayur dan buah2 an , inovasi biopori, Ipal, dan lingkungan bersih, hijau, dan indah. Sementara di RW 05 menampilkan keunggulan kampung anggur hijau, teduh dengan banyak pegola2 yang terpasang dengan rambatan tanaman anggur hijau. Sedangkan RW03 tidak mau kalah dengan RW RW lainnya. RW yang sudah meraih peringkat 2 tahap penilaian P2 ini menampilkan berbagai macam unggulan unggulan yang tidak dimiliki oleh RW RW lainnya. Seperti inovasi air resapan dengan tanaman kangkung diatasnya, Pembibitan dgn pemanfaatan lahan sempit yang menggunakan pupuk organik, pemanfaatan gas metan, BSM dengan berbagai macam daur ulang, pengolahan hasil tanaman, dan taman terapi yang sekaligus diresmikan oleh tim juri,  serta berbagai macam inovasi lainnya. Besarnya partisipasi masyarakat begitu nampak. Sambutan meriah berupa lagu, tarian, hadrah, hingga permainan electone disajikan melengkapi kemeriahan acara penilaian kampung bersinar ini. Ini semua dilakukan karena mereka sangat mencintai kampung mereka.

Sakah satu produk daur ulang yang cukup inovatif

Sakah satu produk daur ulang yang cukup inovatif

Peran KIM dalam kegiatan ini adalah memfasilitasi, memotivasi, dan membina masyarakat sesuai dengan pola yang ingin diterapkan oleh masyarakat itu sendiri. Seperti contohnya pemberian bibit sayuran, memberi fasilitas tempat sampah terpilah, memberi pengetahuan tentang pengolahan hasil produksi tanam, memberi informasi pengetahuan tentang daur ulang, pembibitan, serta hal hal lain yang dibutuhkan oleh masyarakat.  Pendekatan fisik yang dilakukan KIM dengan terjun langsung ke masyarakat, menjadi “trik ampuh” sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia.

Would We Ready to Face MEA (Asean Economic Community)

 

World trade will be more competitive with MEA’s appearance. We hope Indonesians ready to show our best with potential and ability we have. Becoming independent community with international qualified creativity business that crises demand.

Guidance to small and middle business must be enhanced. The enhancement are production quality, services, obedience to pay taxes, business development, and to create human resources. Public Information Community (KIM) always give some information about government policy.(tjay)

22

Gebyar Puncak Acara Festival Pertura, Dirjen Ajak Peserta Dialog Interaktif MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)

 

Dirjen informasi dan komunikasi publik Freddy H Tulung beserta jajarannya makan malam sebelum acara dialog interaktif. Ikut mendampingi juga Mantan dubes Euthopia, Kadis Kominfo Provinsi, Kadis Kominfo Kota Malang, Kabid SKDI Kota Malang, dan KIM Tlogomas

Dirjen informasi dan komunikasi publik Freddy H Tulung beserta jajarannya makan malam sebelum acara dialog interaktif. Ikut mendampingi juga Mantan dubes Euthopia, Kadis Kominfo Provinsi, Kadis Kominfo Kota Malang, Kabid SKDI Kota Malang, dan KIM Tlogomas

Dalam puncak acara festival Pertura yang diselenggarakan Dinas Kominfo melalui FKMetra Bagra, hadir Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo, Freddy H Tulung mengajak peserta dan para undangan yang hadir untuk ber dialog interaktif mengupas tentang “Penguatan Identitas Diri Bangsa melalui Semangat The New Asian African Strategic Partnership”. Hadir pula sebagai narasumber Ramli Sa’ud, mantan Dubes Indonesia untuk negara Euthopia, dan Sutiadji Wakil Walikota Malang. Bagaimana kesiapan Masyarakat Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan menjadi titik pokok bahasan dalam Konferensi Asia African mendatang menjadi sebuah bahasan yang menarik.

Menurut KIM Tlogomas, Indonesia sebagai negara dengan potensi demografi terluas diantara negara asia tenggara, dan aneka kekayaan alam yang terkandung didalamnya serta modal kultural yang dimiliki sudah seharusnya Indonesia menjadikan bangsa ini sebagai pemain utama. Walaupun harus diakui bahwa untuk menang dalam sebuah kompetisi (pasar bebas) tidak cukup bermodalkan kuantitas dan potensi yang dimiliki, akan tetapi bagaimana menyiapkan bangsa ini dalam segi kuantitas dan kualitas.

Teruskan membaca

FK Metra Bawera Grahawarta, Forum Pembina Seni Kota Malang

 

Pengukuhan pengurus FKMetra Bagra oleh Wawali Kota Malang

Pengukuhan pengurus FKMetra Bagra oleh Wawali Kota Malang

Kamis, 9 April 2015 FK Metra Bagra dikukuhkan kepengurusannya oleh Walikota Malang yang diwakili oleh Wawali Sutiadji di Mall Olympic Garden (MOG) bersamaan dengan acara Festival Pertura antar kecamatan yang digelar oleh Dinas Kominfo Kota Malang. FK Metra Bagra adalah forum kesenian media tradisional yang diketuai oleh Zoelkifli Amrizal ini dibentuk sebagai wadah pembinaan terhadap  seni tradisional yang pelaksanaannya dibawah dinas Kominfo kota Malang sebagai perwujudan dari kegiatan Pertura. Kepengurusan FK Metra melibatkan semua unsur diantaranya dari Dinas Kominfo, Telecenter, KIM, dan seniman. Pengukuhan ini merupakan starting point dari FK Metra dalam mensosialisasikan Pertura sebagai media informasi yang didalamnya melibatkan masyarakat luas.

Teruskan membaca