Perhelatan Festival Batik Ngalam 2019 yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, tak hanya sekedar pameran batik. Ada hal lain dari tercetusnya event ini, yakni untuk mengusung batik Ngalam batik khas Malang Raya.
Memang dalam perhelatan yang dilaksanakan di Taman Krida Budaya Jawa Timur (TKBJ) mulai (Senin, 26/8) hingga (Selasa, 27/8) tersebut beragam karya dari 52 pelaku usaha ekonomi kreatif di bidang batik dihadirkan. Mulai dari komunitas kelurahan-kelurahan se-Kota Malang, komunitas batik Malang Raya, bahkan ada sembilan daerah di Jawa Timur juga ikut memamerkan karya batik daerahnya masing-masing.
Tujuannya, tidak hanya sebatas untuk promosi dan pengenalan kepada masyarakat yang lebih meluas. Tapi juga bisa mewujudkan sinergi antara komunitas ekraf yang lain untuk saling menggali potensi hingga memunculkan transaksi untuk peningkatan perekonomiannya. Selain itu, untuk mengetahui khas Batik Ngalam nantinya akan seperti apa.
Sementara itu, salah satu komunitas batik dari Kelurahan Tlogomas menghadirkan koleksi batik dari potensi yang dimiliki wilayahnya, yakni, labu kendi dan gong.
Lurah Tlogomas, Andi Aisyah Mukhsin mengatakan batik yang ditampilkan tersebut mengacu pada salah satu yang dimiliki Kelurahan Tlogomas. Di mana, adanya situs Watu Gong di wilayah RW 3 akhirnya dijadikan inspirasi kreasi karya batik. “Kita sudah sejak lima tahun lalu mengenalkan batik Tlogomas, biasanya memang masih dalam bentuk pameran mengenalkannya. Dan ini diambil dari potensi kita sendiri ada labu kendi jadi kendinya mirip buah labu, dan gong karena ada situs watu gong ciri khas kita,” ungkapnya.
Andi berharap keikutsertaannya dalam Festival Batik Ngalam 2019 bisa membuat potensi di wilayah Tlogomas lebih dikenal masyarakat luas, tak hanya Kota Malang tapi juga dari luar kota. “Kami ingin batik hasil karya wilayah Tlogomas lebih dikenal, karena kami punya ciri khas tersendiri. Jadi ada filosofi dari terciptanya motif ini,” pungkas dia.
Komentar Terakhir