Gebyar Puncak Acara Festival Pertura, Dirjen Ajak Peserta Dialog Interaktif MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)

 

Dirjen informasi dan komunikasi publik Freddy H Tulung beserta jajarannya makan malam sebelum acara dialog interaktif. Ikut mendampingi juga Mantan dubes Euthopia, Kadis Kominfo Provinsi, Kadis Kominfo Kota Malang, Kabid SKDI Kota Malang, dan KIM Tlogomas

Dirjen informasi dan komunikasi publik Freddy H Tulung beserta jajarannya makan malam sebelum acara dialog interaktif. Ikut mendampingi juga Mantan dubes Euthopia, Kadis Kominfo Provinsi, Kadis Kominfo Kota Malang, Kabid SKDI Kota Malang, dan KIM Tlogomas

Dalam puncak acara festival Pertura yang diselenggarakan Dinas Kominfo melalui FKMetra Bagra, hadir Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementrian Kominfo, Freddy H Tulung mengajak peserta dan para undangan yang hadir untuk ber dialog interaktif mengupas tentang “Penguatan Identitas Diri Bangsa melalui Semangat The New Asian African Strategic Partnership”. Hadir pula sebagai narasumber Ramli Sa’ud, mantan Dubes Indonesia untuk negara Euthopia, dan Sutiadji Wakil Walikota Malang. Bagaimana kesiapan Masyarakat Indonesia menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang akan menjadi titik pokok bahasan dalam Konferensi Asia African mendatang menjadi sebuah bahasan yang menarik.

Menurut KIM Tlogomas, Indonesia sebagai negara dengan potensi demografi terluas diantara negara asia tenggara, dan aneka kekayaan alam yang terkandung didalamnya serta modal kultural yang dimiliki sudah seharusnya Indonesia menjadikan bangsa ini sebagai pemain utama. Walaupun harus diakui bahwa untuk menang dalam sebuah kompetisi (pasar bebas) tidak cukup bermodalkan kuantitas dan potensi yang dimiliki, akan tetapi bagaimana menyiapkan bangsa ini dalam segi kuantitas dan kualitas.

Indonesia harus benar benar siap dalam menghadapi pasar bebas yang akan bergulir di penghujung tahun ini. Salah satu wujud kesiapannya adalah memperbanyak wirausaha. Artinya skala perbandingan antara jumlah penduduk dan jumlah wirausaha apakah sudah seimbang. Disamping itu apakah kewirausahaan itu sudah sepenuhnya berorientasi pada kemandirian usaha berbasis kearifan lokal dan potensi alam yang dimiliki secara gratis dari masing2 wilayah. Jangan sampai pada akhirnya nanti malah melahirkan generasi yang terus bergantung pada sistem yang masih on going dalam mencari bentuk idealnya.

 

Kaitan pasar bebas atau populer disebut MEA ini memaksa KIM untuk bergerak kearah itu. Salah satunya adalah melakukan pembinaan terhadap IKM dan UKM yang ada di masyarakat. Membekali pengetahuan tentang persaingan di dunia usaha,  mengantar dalam penyediaan dana yang bergerak dalam bentuk pos daya, serta peningkatan sumberdaya manusia di segala bidang baik untuk penyedia barang ataupun jasa.

Disamping itu tentunya KIM juga berharap agar pemerintah memiliki perhatian yang lebih serius terhadap UKM dan IKM. Meskipun secara skala industri masih disebut kecil menengah, namun peranannya sangat berpengaruh terhadap kondisi peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Bagaimana peran Kadin, koperasi, dan lembaga terkait lainnya…?

Diakhir acara ditutup dengan pengumuman hasil festival Pertura dimana sebagai penampil terbaik pertama diraih oleh Sanggar Sardulo Djojo dari Kecamatan Sukun yang meraih hadiah sebesar 5 juta rupiah ditambah uang produksi 2 juta rupiah hingga total hadiah 7 juta rupiah. Selanjutnya sanggar inilah yang akan mewakili kota Malang menuju lomba Pertura di acara PIN pada pekan mendatang.(tjay)

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

Time limit is exhausted. Please reload the CAPTCHA.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.